MAKALAH BALAGHAH
KELOMPOK 9
SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2013
/ 2014
الالْتِفَات
Mata Kuliah:
BALAGHAH
Dosen:
ASAP SAEPULOH,MA
Disusun Oleh:
Abdul Rohman NPM:12032780
Tistya Alit
Pramesti NPM:12032811
Asyadulloh
Almujadid NPM:12032784
Irpan Nurhasan
NPM:12032794
INSTITUT AGAMA
ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Kata
Pengantar
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu
Bersama
Balaghah
Menghimpun
keselamatan dan kemakmuran
dari
percikan kecerdasan.
Dengan
gaya bahasa iltifat, suatu teks tampak berpariasi,
tidak
membosankan, melainkan tetap terasa segar,
dan
maknanya lebih hidup.
Pangandaran, 17 November 2013
penulis
Pembahasan
الالْتِفَات
Secara
bahasa اِلْتِفَات
artinya
‘melirik’, ‘mengalihkan’, maksudnya mengalihkan perhatian mukhatab dari satu ke
yang lain di antara kata ganti pertama, seperti انَا~نَحْنُ, kata ganti kedua seperti أنْتُمْ أنْتَ~ atau pihak ketiga,atau kata ganti ketiga
seperti هُمْ~هُوَ.
Gaya
bahasa ‘iltifat’ sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, misalnya
kata Pak Kiai kepada santri-santrinya: “Kalian tahu pentingnya komputer. Karena
itu semua santri wajib mengikuti kursus computer mulai mingguiini”. Kata
Presiden: “Saya berpendapat peristiwa ini merupakan masalah serius. Karena itu
Presiden akan membicarakannya besok di rapat kabinet”. Disini tampak iltifat
dari ‘kalian’ kepada ‘semua santri’, dan iltifat dari ‘saya’ ke
‘Presiden’.
Contoh dalam al-Qur’an:
الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ~ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ~ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ*
رَبَّنَا
إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ ِليَوْمِ لاَّرَيْبَ فِيْهِ إِنَّ اللهَ لَا يُخْلِفُ
الْمِيْعَاد*
Jika tanpa iltifat:
(...إِيَّاهُ
نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ-...إِنَّكَ لَاتُخْلِفُ المِيْعَاد)
Dengan
gaya bahasa iltifat, suatu teks tampak bervariasi, tidak membosankan,
melainkan tetap terasa segar, dan maknanya lebih hidup, seperti tampak pada
ayat-ayat dibawah ini.
( )...أُوْلَئِكَ{هُمُ الْخَسِرُوْنَ}كَيْفَ{تَكْفُرُوْنَ}بِاللهِ
وَكُنْتُمْ أَمْوَتًا فَاَحْيَكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ...
(
البقره - )
…Mereka
itulah (orang munafiq) orang-orang yang rugi(27). Mengapa kamu kafir
kepada Allah, padahal tadinya kamu mati, lalu allah menghidupkan kamu,(28)
al-baqoroh: 27-28
Dengan التفات dari ghaib هُمُ
الْخَا سِرُوْنَke تَكْفُرُوْنَ ~اَنْتُمْ , ayat terasa berpariasi,
tidak membosankan, bahkan membuat ayat kedua tampil dalam kalimat pertanyaan
yang memberikan makna lain, yaitu makna ‘cemoohan’, Demikian juga dengan
ayat-ayat berikut ini.
( ) لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَنَ فِى أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
( )...(
)...( ) فَمَايُكَذِّبُكَ بَعْدُبِالدِّيْنِ( ) (التين ) ( الإنسن --- ك)
= sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya (4)….Maka apa
yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah itu?
(7) attiin 4-7
( ) قُلْ يَعِبَا دِىَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى
أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْامِنْ رَّحْمَةِ اللهِ... (الزمر ) (عبادى—
وا/أنتم)
= katakanlah: “Hai hamba-hamba-ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah…
Dari ayat (3) dapat
difahami atau dirasakan, bahwa pada situasi memanggil, pihak mutakallim serta
mukhatab mesti berdekatan, dan komunikasi ini terasa lebih dekat, lebih intim,
dengan digunakannya kata ‘Aku’يَا
عِبَادي) ( Tetapi dalam konteks rahmat
(kasih saying) digunakannlah lafaz (الله) karena pemilik rahmat tiada lain adalah(الله) Yang
Maha Agunng, berarti terasa lebih formal, tidak seperti ketika digunakan kata ‘Akku’.
Demikianlah اِلْتِفَات
membuat
ayat-ayat terasa lebih hidup dan menyentuh perasaan. Demikian pula halnya
iltifat dari (كُمْ-رَبُّكُمْ)ke(ي-رَبِّي) dalam ayat berikut.
( ) وَاسْتَغْفِرُواْرَبَّكُمْ
ثُمَّ تُوْبُوااِلَيْهِ اِنَّ ربِّيْ رَحِيْمٌ وَدُودٌ (هد )
= Dan memohon ampun kepada tuhan kamu
sekalian, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Kesimpulan
Secara
bahasa اِلْتِفَات artinya ‘melirik’, ‘mengalihkan’, maksudnya mengalihkan
perhatian mukhatab dari satu ke yang lain di antara kata ganti pertama, seperti انَا~نَحْنُ, kata ganti kedua seperti انْتُم انْتَ~ atau pihak ketiga,atau kata ganti ketiga
seperti هُمْ~هُوَ.
Dengan
gaya bahasa iltifat, suatu teks tampak bervariasi, tidak membosankan,
melainkan tetap terasa segar, dan maknanya lebih hidup.
Dengan
gaya bahasa iltifat, suatu teks tampak bervariasi, tidak
membosankan, melainkan tetap terasa segar, dan maknanya lebih hidup.
|
Contoh
dalam al-Qur’an:
الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ~ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ~ ايَّاكَ نَعْبُدُ وَايَّاكَ
نَسْتَعِيْنُ*
رَبَّنَا
اِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمِ لاَّرَيْبَ فِيْهِ إنَّ اللهَ لَا يُخْلِفُ
الْمِيْعَاد*
|
Jika tanpa iltifat:
نَعْبُدُ وَاِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ~ اِنَّكَ
لَاتُخْلِفُ اْلمِيْعَاد إيَّاهُ*
|
Secara bahasa
اِلْتِفَات
artinya
‘melirik’, ‘mengalihkan’,
|